
Ketika ribuan tanya tak terangkai oleh otakku, saat itulah fikirku mulai menjadi ujung tombak yang siap menembus dadakuku, menjadi sebilah mata pedang yang siap mengoyak dagingku, menjadi anak panah yang meluncur dengan cepat tusuk jantungku dan menjadi sebilah belati yang menyayat lidahku. Aku berjalan seolah bagai sampah, sampah dengan belatung-belatung yang menggerogoti, dan disapa oleh sejuta tatapan mata kebencian yang menganggapku...